Sabtu, 01 Oktober 2011

Apa yang mereka katakan tentang saya?

Pernahkah terpikir di benak Anda, apa yang orang pikirkan tentang Anda?

Rasa ini kadang terlintas di benak saya. Lebih bertambah saat saya bercerita tentang sikap atau tindakan seseorang yang saya tidak suka pada teman saya. Lalu apa yang mereka pikirkan tentang saya? Saya sungguh penasaran.

Saya adalah seorang yang emosional dan suka meledak-ledak. Hal ini saya sadari tidak baik, dan untungnya saat kuliah ada teman saya yang berani menegur saya dan memberikan saran untuk lebih mengendalikan diri. Baik perkataan maupun tindakan. Mereka menyadarkan saya, bahwa menyampaikan sesuatu hal dengan tenang dan baik akan lebih mudah di mengerti dan terima orang lain.

Memasuki dunia kerja, saya sempat dirugikan dengan sikap saya yang ceplas ceplos. Saat itu saya tak pandang di forum apa saya berbicara dan dengan siapa saya berbicara. Sesuatu yang saya anggap benar akan saya pertahankan dan apa yang saya anggap salah akan saya tentang. Tapi seorang senior saya kala itu menyarankan untuk lebih peka pada lingkungan sekitar serta mempertimbangkan waktu yang tepat untuk menyampaikan opini. Saya pun belajar.

Sekarang, kadang, jujur saya suka memandang remeh orang lain. Ini salah satu hal, dari banyak PR saya yang masih harus saya perbaiki. Rasa sombong pun tak jarang menghinggapi saya, ya rasa sombong. Sungguh bodoh!

Apa ya yang mereka pikir tentang saya?

Cara saya mentransfer ilmu juga tampaknya menjadi kelemahan saya berikutnya. Saya kadang mungkin telalu keras. Mungkin, karena saya merasa masih wajar, tapi isi kepala orang lain siapa yang tahu?

Saya sungguh tak tahu, apa yang dia, kamu, atau kalian bicarakan. Tapi saya sungguh ingin tahu, supaya saya bisa memperbaiki diri. Jadi boleh di tinggalkan di komentar, dengan anonim juga gak apa kok.

Jadi, silahkan bantu saya menjawab pertanyaan yang berkecamuk dipikiran saya.

Orang hebat menjadikan orang lain hebat

"Masa kamu kalah sama perempuan. Kerja dimana aja pasti nemuin atasan yang gak enak." Farchad Poeradisastra

Inilah lecutan dari papa saya suatu hari di awal tahun 2008, saat saya merasa perlakuan bos saya kala itu tak adil. Saat itu, saya pun bangkit. Saya ingin menunjukkan nilai saya di hadapan atasan.

Tak peduli berapa banyak makian dan hukuman yg saya terima, saya hanya menjalankan dengan niat membuktikan bahwa saya mampu. Seiring waktu berjalan, kepercayaan dari sang atasan pun saya raih. Tapi memang sepertinya dia, tak pernah puas sepenuhnya dengan apa yang saya kerjakan.

Saya bukan orang yang senang melaporkan apa yang saya lakukan setiap saat. Saya lebih suka di koreksi dari apa yang saya kerjakan. Saya tidak suka di bilang tidak bisa sebelum saya coba. Makanya saya selalu ingin melakukan hal yag baru. Beliau tampaknya mulai mengerti karakter saya. Saya bukan ingin membangkang dari perintah, saya cuma ingin memberikan ide dan pemikiran saya untuk menghasilkan yang lebih baik menurut saya.

Dia pun memberikan kelonggaran. Kalau ada ide yang saya lontarkan tidak dipatahkan, tapi diarahkan agar lebih baik. Dan itu yg terjadi sampai berapa bulan kebelakang saat dia masih menjadi bos saya. Sekarang, saat sudah tidak di bawah kepemimpinannya baru saya merasakan bekal apa yang sudah di berikannya pada saya.

Di tahun pertama saya bekerja, dia memperkenalkan kepada saya dunia kerja dan jurnalistik. Dia mengajarkan saya bagaimana mengendalikan ego, karena dunia kerja memang ada hirarki dan pertanggungjawaban. Jurnalistik diperkenalkannya secara utuh, bahkan mungkin lebih dari yang teman-teman di program lain dapatkan. Sekarang saya juga baru mengerti bagaimana pentingnya manajemen konflik. Bagaimana perlakuan pada satu orang, bisa membuat yang lainnya menghindari kesalahan yang sama. Bagaimana dia mengelola orang yang karakteristiknya berbeda dengan cara yang berbeda. Itu luar biasa. Padahal dulu saya merasa itu sebuah ketidakadilan.

Di tahun kedua dia mengajarkan saya untuk membuat sesuatu yang terlihat biasa menjadi luar biasa dan bagaimana cara transfer ilmu. Dia selalu mengingkinkan saya untuk berbicara berdasarkan data dan fakta sehingga bisa menggembangkannya menjadi sesuatu menarik. Dia mulai mempercayakan saya untuk membimbing rekan yang lebih baru. Di situ saya mulai mengerti beban yang ditanggungnya saat pertama kali menerima kami yang masih baru di program dengan pengharapan besar.

Di tahun ketiga, saya sempat tidak di bawahnya, sampai akhirnya dia memasukkan saya di bawah komandonya lagi. Di tahun ini saya di ajarkan bagaimana membentuk sebuah program dan mengembangkannya. Dia menjelaskan aspek-aspek yang perlu ketahui bila sebuah program ingin berhasil dan bagaimana perlunya unsur kebaruan dalam jangka waktu tertentu agar program tetap fresh. Selain itu, dia juga mengajarkan saya merancang sebuah program. Melihat seberapa pentingnya sebuah program dibuat. Apa yang mau disampaikan lewat sebuah program, bahkan kalau bisa menjadi sokongan untuk perbaikan pengetahuan masyarakat. Juga tak lupa semua membungkus idealisme itu menjadi tontonan yang menarik.

Di tahun keempat, dia yang bergabung dengan saya di sebuah program. Kepindahannya di program ini dengan misi meningkatkan kualitas tayangan. Dia, saya, bersama kru yang lain pun akhinya menelurkan kerangka yang boleh dibilang baru, karena jauh berbeda konsepnya. Seiring waktu perbaikan performa program pun terasa. Lalu dia membuat lagi program yang di tujukan untuk mencerdaskan wanita. Biar tak cuma gosip artis terkenal saja yang mengisi keseharian mereka. Saya pun di ajak untuk membantu kala itu.

Di sini, saya lagi-lagi merasa mendapat gemblengan yang luar biasa. Dia memang selalu melakukan dengan caranya. Dia membuka mata saya bahwa saya masih kerdil. Masih terlalu kecil untuk menyombongkan apa yang saya kuasai. Saya pun belajar. Sekarang, saat tapuk kepemimpinan berpindah karena dia berhasil mewujudkan cita-citanya sejak lama untuk bersekolah lagi, saya mengerti apa yang dititipkannya. Dia memberikan saya bekal untuk menjadi jurnalis yang lebih baik dan menyadarkan saya untuk tidak pernah berhenti belajar.

Semoga di luar sana masih banyak orang hebat seperti mu yang mau membimbing orang lain menjadi hebat. Tanpa takut, tanpa ragu, tanpa pamrih membagi ilmu.

Terima kasih bos, terima kasih mba, terima kasih kawan.

Sabtu, 20 Agustus 2011

Maaf, saya mengeluh...


Banyak motivator atau trainer yang mengatakan jangan suka mengeluh. Orang yang mengeluh itu bla...bla...bla...

Tapi, mungkin saya tidak sepenuhnya setuju mengenai tidak boleh mengeluh. Saya mungkin bukan orang yang sepintar, seberpengalaman, sebijaksana, dan sehebat mereka, tapi saya punya hak untuk berpendapat. Menurut saya, mengeluh itu perlu. Karena pada saat mengeluh kita menghargai diri kita. Tubuh, pikiran, dan rasa punya sensor akan batas kewajaran, kenyamanan, dan kebenaran. Jadi hak mereka tak boleh di ambil dengan membohongi diri dengan mengatakan semua baik-baik saja.

Kalau ada yang bertanya, apa saya suka mengeluh? Ya, saya suka mengeluh. Buat saya, saat mengeluh kita mengetahui dan menyadari situasi yang kita hadapi tidak normal. Sehingga kita mempunyai ukuran yang jelas akan nilai proporsional dan berusaha untuk mencapainya. Ingat, berusaha mencapainya.

Mengeluh dalam definisi saya, adalah mengeluh yang membuat kita ingin memperbaiki situasi tidak nyaman yang di hadapi, sehingga memungkinkan terjadinya PERUBAHAN. Kalau tidak mengeluh dan membiarkan saja, orang macam apa anda? Membohongi diri sendiri?

Mengeluh yang saya kenal, adalah mengeluh yang membuat saya harus bisa mengatasi situasi tak ideal menjadi lebih ideal. Sehingga keluhan itu tak muncul karena memang tak ada yang perlu dikeluhkan. Bukan karena tak boleh mengeluh.

Jadi, apa mengeluh itu salah? Maaf, buat saya tidak.


Dikfa-20 Agustus 2011 (23:30)

Selasa, 12 Juli 2011

Saya tak pernah memaksa....

Saat saya tertarik kepada seseorang, maka saya akan mendekatinya. Mencari tahu hal-hal yang berhubungan dengannya seperti kesukaan, minat, dan pandangan hidupnya. Saat itulah saya akan mencari tahu, karakter seperti apa yang dimilikinya.

Saat saya sudah lebih tertarik padanya, baru saya akan menunjukkan seperti apa saya. Pastinya, saya yang apa adanya. Bukan saya dalam bentuk lain, kamuflase, atau pun melebih-lebihkan. Dengan menunjukkan sebodoh apa saya, semiskin apa saya, sebelagu apa saya, dan hal-hal lainnya. Saya berharap dia mengenal SIAPA SAYA! Bukan kata orang, kata teman, atau katanya-katanya yang tak jelas sumbernya. Nilailah saya.

Setelah saya menunjukkan seperti apa saya, maka biarkan proses yang namanya cinta bertumbuh. Memberikan perhatian secukupnya dan sewajarnya. Satu yang pasti, saya tak pernah memaksa. Walau sebagian orang berhasil meraih cintanya dengan mengejarnya tanpa kenal lelah, saya bukan tipe yang seperti itu. Saya lebih senang saat saya dan dia sama-sama saling memilih. Bukan karena terpaksa, maupun terbiasa.

Jadi, memang waktu terasa panjang untuk meraih yang namanya cinta. Tapi, buat saya disitu indahnya.

myQuote:

Rasa cinta itu hanya untuk yang menginginkannya. #cintabersabarlah

Saya tak pernah memaksa, hanya memberikan penawaran. #cintabersabarlah

Saat tak ada, baru akan terasa. #cintabersabarlah

Minggu, 03 Juli 2011

#peringatan


Kalau yang follow twitter saya, pasti tau saya beberapa kali membuat has tag #peringatan. Karena saya mau merubahnya dengan #paparanpikiran maka dibawah ini twit saya dgn #peringatan. Siapa tahu ada yang ingin membaca...=)

dikfaT7 Dikfa Puradisastra
Keceriaan itu ada karena kita mau menghadirkannya di keseharian kita. #peringatan
dikfaT7 Dikfa Puradisastra
Pada saat seseorang menjadi dirinya, di saat itulah dia menghargai dirinya. #peringatan
dikfaT7 Dikfa Puradisastra
Seperti angin yang tak berhenti berhembus, seperti itu kebaikan seseorang akan terdengar. #peringatan
dikfaT7 Dikfa Puradisastra
Membagikan ilmu membuat kita tak akan pernah berhenti belajar. #peringatan
dikfaT7 Dikfa Puradisastra
Kadang yg kita pikirkan dan bayangkan berbeda dengan kenyataann karena Tuhan punya rencana lain. =) #peringatan
dikfaT7 Dikfa Puradisastra
Masalah tak akan pernah berada jauh dari kita, hanya bagaimana kita mengontrol dan mengatasinya. #peringatan
dikfaT7 Dikfa Puradisastra
Saat menemukan kejanggalan, itu waktunya kita memahami keragaman. #peringatan
dikfaT7 Dikfa Puradisastra
Selain lebih cepat lebih baik, mungkin yg harus di galakkan adalah lebih nyata lebih baik. #peringatan
dikfaT7 Dikfa Puradisastra
Tantangan itu membuat hidup kita tidak statis. #peringatan
dikfaT7 Dikfa Puradisastra
Langkah pertama saat mendapat tantangan, kenali dan pelajari. #peringatan
dikfaT7 Dikfa Puradisastra
Tanpa sadar, setiap kita menaklukan tantangan, kita telah mencapai level berikutnya. #peringatan
dikfaT7 Dikfa Puradisastra
Berpikir positif membantu kita menyelesaikan tantangan dengan lebih baik. #peringatan
dikfaT7 Dikfa Puradisastra
Tantangan itu bukan buat di sesali, tapi untuk ditaklukkan. #peringatan
dikfaT7 Dikfa Puradisastra
Kenapa sabtu terasa begitu cepat menemui sabtu, saatnya pindah jurusan? #peringatan
dikfaT7 Dikfa Puradisastra
Ketika menggunakan barang mewah, yg dinilai orang adalah benda yg anda punya atau pakai. Tapi kalau anda orang yg bernilai, maka benda itu hanya pelengkap. #peringatan
dikfaT7 Dikfa Puradisastra
Ternyata memuji itu buruk, bila kita memberikannya pada orang yang belum tepat menerimanya. #peringatan
dikfaT7 Dikfa Puradisastra
Ternyata mencontek itu baik, bila kita mencontek cara orang meniti kesuksesannya. #peringatan
dikfaT7 Dikfa Puradisastra
Ternyata banyak orang indonesia yang hebat di luar sana, makanya contoh keberhasilan mereka. #peringatan
dikfaT7 Dikfa Puradisastra
Ternyata berubah menjadi lebih baik itu sulit, makanya saat ada yang mau melakukannya, dukung! #peringatan

dikfaT7 Dikfa Puradisastra
Ternyata mencari yang sesuai kemauan kita sulit, makanya cari yang sama-sama menyesuaikan. #peringatan
dikfaT7 Dikfa Puradisastra
Ternyata tidak mudah mendapatkan peluang, makanya jangan menyia-nyiakannya saat datang. #peringatan
dikfaT7 Dikfa Puradisastra
Ternyata orang tak dinilai dari apa yang mereka kenakan, makanya jangan terlalu sibuk dengan penampilan saat pengetahuan dan keterampilan belum cukup. #peringatan
dikfaT7 Dikfa Puradisastra
Ternyata berkomunikasi itu tak selalu mudah, makanya kita harus mencoba mengenali lawan bicara kita. #peringatan
dikfaT7 Dikfa Puradisastra
Ternyata lebih mudah mengucapkan dari pada melakukan, makanya tunjukkan dengan bukti. #peringatan
dikfaT7 Dikfa Puradisastra
Ternyata susah mencari pemimpin yang adil, makanya pupuk dari lingkungan terkecil, keluarga. #peringatan
dikfaT7 Dikfa Puradisastra
Ternyata tidak semua urusan sesulit yang terlihat, makanya jangan menyerah sebelum mencoba. #peringatan
dikfaT7 Dikfa Puradisastra
Ternyata tidak semua orang culun payah, makanya jangan menganggap remeh mereka. #peringatan
dikfaT7 Dikfa Puradisastra
Ternyata tidak semua orang yang memiliki harta berlimpah bahagia, makanya syukuri bahagia yang dapat kita rasakan tanpa gelimangan harta. #peringatan
dikfaT7 Dikfa Puradisastra
Ternyata tidak semua bantuan itu tulus, makanya kita harus lebih peka. #peringatan
dikfaT7 Dikfa Puradisastra
Ternyata tidak semua orang bermuka seram itu jahat, makanya jangan menilai hanya dari yang kita lihat. #peringatan
dikfaT7 Dikfa Puradisastra
Kalau memang orang baik masih ada, kenapa tidak terpilih untuk memimpin negara ini? #peringatan
dikfaT7 Dikfa Puradisastra
Kalau mereka yang kekurangan bisa tersenyum, kenapa yang berlebihan susah tersenyum pada mereka. #peringatan
dikfaT7 Dikfa Puradisastra
Kalau ada yang belum bisa, kenapa tak ajarkan saja? #peringatan
dikfaT7 Dikfa Puradisastra
Kalau sudah hebat, kenapa masih butuh pertolongan orang lain? #peringatan
dikfaT7 Dikfa Puradisastra
Kalau ada yang melakukan kesalahan, kenapa kebaikannya seolah hangus? #peringatan
dikfaT7 Dikfa Puradisastra
Kalau sudah sukses, kenapa lupa teman seperjuangan. #peringatan
dikfaT7 Dikfa Puradisastra
Kalau dapat rejeki, kenapa suka lupa sedekah? #peringatan
dikfaT7 Dikfa Puradisastra
Mendengar percakapan di lift, "dia kok on time banget sih?". Hmm..orang yang aneh. Menghargai waktu kok dipertanyakan? #peringatan
dikfaT7 Dikfa Puradisastra
Kalau satu cukup, kenapa harus tambah? #peringatan
dikfaT7 Dikfa Puradisastra
Kalau masih ada yang mau mengajari, kenapa menolak? #peringatan
dikfaT7 Dikfa Puradisastra
Kalau bisa dapat yang baik, kenapa berkorban untuk yang biasa saja. #peringatan
dikfaT7 Dikfa Puradisastra
Kalau sudah menerima tanggung jawab, kenapa harus lari? #peringatan
dikfaT7 Dikfa Puradisastra
Kalau senyum membuat awet muda, kenapa masih suka cemberut. #peringatan
dikfaT7 Dikfa Puradisastra
Kalau bahagia itu menyenangkan, kenapa suka lama-lama bersedih. #peringatan
dikfaT7 Dikfa Puradisastra
Kalau di beri hak memilih, kenapa harus ragu. #peringatan
dikfaT7 Dikfa Puradisastra
Kalau banyak yang dekat, kenapa merindukan yang jauh. #peringatan
dikfaT7 Dikfa Puradisastra
Kalau bisa dgn cara baik, kenapa harus dgn kekerasan. #peringatan
dikfaT7 Dikfa Puradisastra
Kalau bersalah, kenapa segan minta maaf? #peringatan
dikfaT7 Dikfa Puradisastra
Kalau yang lain bahagia, kenapa kita harus iri? #peringatan
dikfaT7 Dikfa Puradisastra
Kalau belum dicoba, kenapa bilang tak bisa. #peringatan
dikfaT7 Dikfa Puradisastra
Kalau yang lain salah, kenapa kita harus mengikuti? #peringatan
dikfaT7 Dikfa Puradisastra
Kalau yg lain bisa, kenapa kita tidak? #peringatan
dikfaT7 Dikfa Puradisastra
Negara di kuasai tiga kekuatan: Pemerintahan, Angkatan Bersenjata, dan Pengusaha. Tapi yg paling berkuasa adalah yg punya uang. #peringatan
dikfaT7 Dikfa Puradisastra
Apa bedanya hari ini dan masa orde baru kalau rakyat tidak boleh tau informasi yg merupakan hak. #peringatan
dikfaT7 Dikfa Puradisastra
Saat kebutuhan akan informasi tak boleh dilayani, maka tak perlu lagi ada alat komunikasi publik. #peringatan

Jumat, 17 Juni 2011

my lovely ...

Ku tak mengenal mu dekat, yang ku tahu cuma apa yang kulihat.

Gaya mu yang cuek membuat mu terlihat jauh lebih menarik daripada para pesolek.

Pandangan matamu ke arah ku, kutangkap saat ku mencuri pandang ke arah mu.

Keinginan mu untuk belajar, membuat ku tak kuasa menolak untuk bersikap wajar.

Walau kadang sifat kekanak-kanakan masih terlihat jelas di perilaku mu tak lantas membuatku sebal, justru ingin memanjakan.

Tampaknya ku perlu belajar menyuarakan hati.

#SuatuwaktudibulanJuni

Jumat, 10 Juni 2011

kumpulan status FB ku (4)

Dikfa Puradisastra
Memulai dari yg kecil, belajar dari yg mudah, dan merangkul dari yg dekat. Yang penting jangan tunda.
Dikfa Puradisastra
modern tak selamanya lebih hebat dari yg tradisional. teori vs ilmu.
Dikfa Puradisastra
Ingat, kita tak dinilai dari yg kita pakai. Tapi dari apa yg kita kerjakan dan kuasai.
Dikfa Puradisastra
bahagia itu bukan tujuan, tapi hadiah dari kerja keras.
Dikfa Puradisastra
Sukses, meraihnya tak semudah membalikkan telapak tangan. Tapi kehilangannya bisa lebih cepat dari kedipan mata.
Dikfa Puradisastra
Mereka yg sukses akan lebih lengkap saat menyempurnakannya dengan bersyukur dan bersedekah. Tapi tidak perlu menunggu sukses utk bersyukur dan bersedekah.
Dikfa Puradisastra
Rejeki itu untuk di syukuri. Rejeki yg orang dapat bukan buat kita iri, tapi jadi motivasi. Karena kita tak tahu apa yg membuat mereka di hadiahi olehNya rejeki yg berlimpah dan bisa buat yg lain keki. =)
Dikfa Puradisastra
Semua manusia diberikan waktu yg sama, yaitu 24 jam sehari. Yang berbeda adalah kecerdasan menggunakannya. Mari jadi orang cerdas yg bekerja keras. Tuhan tidak pernah tidur.
Dikfa Puradisastra
Kadang sifat/tindakan orang yang tidak baik menurut kita, tanpa sadar kita tiru. Jadi, mari kita sama-sama mengingatkan.
Dikfa Puradisastra
Kebersamaan itu mahal, karena banyak faktor yg di jadikan alasan. Jadi saat ada waktunya, manfaatkanlah.
Dikfa Puradisastra
Kenapa niat baik saja sudah di beri pahala, karena lebih mudah berbuat keburukan dibanding kebaikan. Jadi sebenarnya orang yg berlaku baik itu tingkatannya di atas mereka yg memelihara perilaku buruk.
Dikfa Puradisastra
Iri, cemburu, dan dengki tak akan merubah nasib kita, justru membuatnya semakin terpuruk. Jadi ganti saja dgn termotivasi, terinspirasi, dan pantang menyerah agar kita masuk ke jalur KEBERHASILAN.
Dikfa Puradisastra
Bahagia saat bisa membuat orang lain bahagia.
Dikfa Puradisastra
Pembenaran adalah langkah meninggalkan jalan yg benar.
Dikfa Puradisastra
Kecerdasan ditambah kepribadian, itulah tujuan utama pendidikan. Jadi pintar saja tak cukup.
Dikfa Puradisastra
‎'hidup itu berlayar dan terus berlayar, jangan tunggu keajaiban. ' iwan setyawan- 9 summers 10 autumns
Dikfa Puradisastra
Kalau semua mudah, mungkin tak ada orang yg bersyukur.
Dikfa Puradisastra
Kalau semua mudah di dapat, mungkin tidak ada orang hebat.
Dikfa Puradisastra
Saya pelajar krn itu tak pernah berhenti belajar.
Dikfa Puradisastra
Kadang maksud baik yg disampaikan pada waktu yg tidak tepat diterima dgn tidak baik. Jadi, lebih jeli membaca situasi!
Dikfa Puradisastra
Ingin sekali belajar menghargai waktu, tapi tidak mudah. Butuh panutan, butuh panduan, dan yg pasti butuh kemauan.
Dikfa Puradisastra
Semua orang punya masalah, yg membedakan bagaimana menghadapinya. Itu juga yg mempengaruhi kebahagiaan. Kita bahagia karena mau bahagia.
Dikfa Puradisastra
Cari, usahakan, perjuangkan, wujudkan, pertahankan, dan jangan lupa utk mensyukuri.
Dikfa Puradisastra
Mengapa melihat orang lain lebih mudah dibandingkan melihat diri sendiri? Karena tidak di semua tempat ada cermin dan tidak semua orang mau bercermin.
Dikfa Puradisastra
Lakukan yg harus dilakukan, meski terkadang menginjak gengsi. Apa kata orang tak mengubah nasib kita, jadi acuhkan saja.
Dikfa Puradisastra
Semua itu ada resikonya, jadi jangan takut. Hadapi saja dengan cerdas dan bijak.
Dikfa Puradisastra
Saat yg mewakili tidak ingat yg diwakilkan, dan yg diwakili tak merasa itu wakil mereka. Lalu buat apa mereka bertahan di posisinya dan mengecewakan yg seharusnya diwakilkan.
Dikfa Puradisastra
Bila ada kawan mu yg bersedih, hiburlah. Bila ada yg kesusahan, tolonglah. Bila ada yg berhasil, contohlah.
Dikfa Puradisastra
Berharap itu berdoa, berusaha itu mendekatkan langkah demi langkah, berhasil itu penghargaan.
Dikfa Puradisastra
Kenapa rumput tetangga sering terlihat lebih hijau? Karena kita tak turut andil dalam menanam dan merawatnya, hanya melihat hasilnya.
Dikfa Puradisastra
Torehan perjalanan hidup yg bervariasi, membuatnya menjadi lembaran tak ternilai. Sebab waktu tak bisa mundur.
Dikfa Puradisastra
Rasa itu menarik karena beragam, tidak seragam.
Dikfa Puradisastra
Persimpangan adalah pilihan...
Dikfa Puradisastra
Kalau usaha dan doa belum maksimal, jangan mengkambing hitamkan keadaan. #berbicarapadadirisendiri
Dikfa Puradisastra
Setiap masalah punya jawabannya masing-masing, jadi selesaikan dgn cara yg baik.
Dikfa Puradisastra
Kebebasan itu hanya terucap, tapi tak pernah terwujud. Coba telaah lagi.
Dikfa Puradisastra
Tak ada kata untuk saat ini, cukup di hati saja. Biar semua tertulis seperti adanya.
Dikfa Puradisastra
Kepuasaan itu batasan, bersyukur itu penggandaan.
Dikfa Puradisastra
Belajar itu bermacam caranya, baik yang kita sadari sampai tidak. Dari siapa pun kita bisa belajar, tak peduli siapa mereka, apa pekerjaannya, setinggi apa pendidikannya, berapa umurnya, maupun apa latarbelakangnya.
Dikfa Puradisastra
Belajar menjadi lebih baik, runtuhkan batasan diri. Sulit tapi pasti berguna.
Dikfa Puradisastra
hidup adalah ujian.
Dikfa Puradisastra
Mari mengosongkan gelas agar lebih banyak yg bisa kita tampung. Kembali ke bumi.
Dikfa Puradisastra
waktu yang tepat, diperkuat dengan pertanda dan lingkungan, membuat semuanya menjadi bulat.
Dikfa Puradisastra
Kekuatan hati dan pikiran akan menuntun kita kearah yg lebih baik dengan diiringi doa.

Kamis, 09 Juni 2011

Anak itu...

Seorang anak kecil peminta-minta itu seakan tak percaya saat menerima selembar uang dua puluh ribuan di gelas yang digunakannya untuk meminta-minta. Gelasnya yg terisi tiga koin lima ratus rupiah itu seakan mendapat kejutan saat terisi lembaran berwarna hijau. Kepalanya pun iya geleng-gelengkan sambil melihat lagi kertas itu di bawah lampu. Dia pun kembali mengelengkan kepala. Mungkin dalam hatinya dia bersyukur pada tuhan.

Melihat gelengan kepalanya, aku pun berharap dan berdoa... Semoga gelengan kepala itu bukan pengukuhan niat untuk menjadi pengemis sampai dewasa. Semoga itu menjadi lecutan baginya untuk berada di posisi si pemberi. Semoga dia tidak membenci seluruh orang yg bernasib lebih baik darinya dgn menerima uang itu. Semoga dia tidak menaruh dendam pada nasib baik yg belum menghampirinya.

Jakarta, 8/6/11
Dikfa Puradisastra

Jumat, 27 Mei 2011

YANG TERKENANG, YANG TEREKAM, YANG TAK AKAN TERLUPAKAN

Maaf kir, saya tidak bisa meneteskan airmata saat kau pergi.

Mungkin saya bukan orang tepat untuk menulis ini, mungkin saya bukan sahabat terdekat mu, dan mungkin saya tak cukup memberikan mu perhatian. Tapi, saya tetap berusaha bercerita tentang mu yang masih terus melintas di benak ini.

Syakir yang saya kenal adalah seorang yang riang, penuh semangat, bisa menerima masukan, dan malas. Kenapa saya mengingat bahwa dia termasuk orang yang malas, karena malas itu yang mendekatkan kami di program pertama kami Laptop Si Unyil. Syakir sama malasnya dengan saya, tapi dia selalu bisa menyelesaikan pekerjaan lebih cepat dibandingkan saya. Soalnya, dia orang yang cerdik. Dia tahu bagaimana mengefektifkan waktu dan mempunyai jaringan yang lebih baik dibandingkan saya.

Syakir orang yang tidak cepat puas. Berada di program anak-anak yang sebenarnya cukup nyaman, tak menghalangi keinginannya untuk tampil di layar kaca. Harapan itu pun seperti terjawab, dia di pindahkan ke program yang menuntutnya untuk tampil memanjakan mata pemirsanya. Hasilnya pun tidak mengecewakan, dia cukup berhasil merebut hati pemirsa dengan ke gayanya. Semua temannya pasti hafal bagaimana caranya berjalan.

Syakir pun sempat mengikuti audisi untuk menjadi seorang news presenter, tapi saat itu artikulasi menjadi hambatan baginya. Mungkin pihak kantor tidak pernah tahu, bahwa setiap malam dia terus berlatih di kostan saat itu untuk memperbaiki artikulasi dan memperbaiki cara membacanya. Tak jarang dia membawa kertas-kertas print-an naskah ke kamar saya dan meminta saya untuk mendengarkannya membaca.

Oh ya, saya lupa bercerita. Syakir, saya, dan teman-teman kami tinggal di satu atap kostan yang nyaman sejak tahun 2007. Di situlah kami semua biasa bertukar pikiran dan keluh kesah. Ucapan syakir yang selalu saya ingat, “bener tuh fa...”. Dia sepertinya satu-satunya orang yang selalu mengamini perkataan saya saat kami semua sedang berdiskusi.

Syakir akhirnya menemukan pacar yang sekarang sudah menjadi istri dan ibu dari anak-anaknya juga di kostan. Dia jatuh cinta dengan seorang perempuan yang gayanya sangat independen dan cuek. Perempuan itu berada di program yang sama dan satu kostan membuat usahanya lebih lancar. Walau kami, teman-temannya sempat ragu Syakir bisa menaklukan hati Windah. Tapi dia melakuannya dengan elegan, begitulah saya menyebutnya.

Syakir orang yang tidak pernah berhenti, dia selalu menginginkan hal baru. Suatu saat dia membeli vespa dan memutuskan meninggalkan kostan. Dia bilang ingin lebih dekat dengan keluarga dan lebih irit supaya bisa menabung buat menikah. Hal ini juga di sesuaikan dengan program yang dipegangnya, yang tidak menuntutnya untuk menghabiskan waktu kerja lebih lama.

Sejak hari itu, saya tidak terlalu sering menghabiskan waktu berdiskusi dengannya. Bahkan di kantor pun, saya mungkin orang yang paling jarang bisa berkomunikasi dengannya karena kesibukan. Dan saya menyesali itu, karena seharusnya saya bisa belajar banyak hal darinya.

Hari bahagia pun datang, Syakir mempersunting Windah. Tak bisa saya lupa senyumnya di pelaminan saat itu. Dia memang syakir yang penuh semangat. Tak lama, dia mengabarkan bahwa sang istri mengandung anak kembar. Dia bilang itu adalah bonus Tuhan baginya.

Si kembar pun lahir. Syakir makin dewasa karena menjadi seorang ayah. Dua buah hati itu adalah kebanggaannya dan yang saya tau pasti dia sangat mencintai kedua putranya. Suatu saat saya menawarkannya untuk bertukar program dengan saya, karena saya tahu sebenarnya masih ada hasrat darinya untuk tampil di layar kaca. Dengan yakin dia berkata, “Nggak ah fa, gak penting on cam. Yang penting tuh duit buat anak-anak gw.”

Mungkin, itu adalah percakapan terakhir saya dengan Syakir. Hal yang paling sesali adalah, saat dia menghampiri saya, dan sepertinya ingin ngobrol dengan saya, tapi saya seakan tidak terlalu memperhatikannya dan terkekang oleh apa yang harus saya selesaikan. Tapi, saat saya bilang masih sibuk, dia hanya tersenyum.

Sampai kabar di hari itu datang di saat saya sedang juga di kejar liputan. Saat itu rasanya saya lebih ingin tidak mempercayai berita itu. Saya coba konfirmasi ke teman-teman yang lain, dan tuhan memang memanggilnya lebih dulu.

Di hari itu saya tidak menangis, bukan karena tak ingin. Airmata saya seperti tertahan saat melihat semua sahabat kami meneteskan airmata saat jenazah datang ke rumah duka. Saat itu saya hanya bisa menenangkan teman-teman. Saya juga tidak menangis di hadapan istrinya, karena ingin dia tegar menghadapi ini semua.

Saat haru tangis kembali menghiasi pemakannya, saya tetap tidak menangis. Saya mencoba untuk tetap tegar dan bisa menguatkan teman-teman lainnya. Untuk itu, saya ingin minta maaf. Sahabat, walau airmata tak tertumpah, hati ini menangis mengantarmu bertemu Sang Pencipta. Namun saat ini, hanya doa yang bisa kami panjatkan semoga kau tenang disana. Kami akan berusaha ikut menjaga kedua putra yang sangat kau banggakan. Senyum mu disana, tetap terlihat. Selamat jalan sahabat.

DIKFA PURADISASTRA 27 MAY 2011

Minggu, 22 Mei 2011

Indah buat saya...

Indah itu saat orang hebat bisa rendah hati.

Indah itu saat kita tahu sudah cukup.

Indah itu saat masalah terselesaikan.

Indah itu saat dua orang hebat saling memuji.

Indah itu saat bisa meredam emosi.

Indah itu saat bisa bijaksana mengambil keputusan.

Indah itu saat berani bertanggungjawab.

Indah itu saat mengungkapkan rasa cinta.

Indah itu saat membuka pagi dengan senyum.

Indah itu saat mendapatkan yang kita butuh.

Indah itu saat dapat memenuhi janji.

Indah itu saat bisa membuat orang lain bahagia.

Indah itu saat mengetahui orang yang kita sayang bahagia.

Indah itu saat melihat orang meraih keberhasilan.

Indah itu saat orang tidak serakah akan harta.

Indah itu saat orang belajar dari keberhasilan orang lain.

Indah itu saat orangtua bisa bangga sama anaknya.

Indah itu saat anak berbakti kepada orangtuanya.

Indah itu saat kita berusaha adil.

Indah itu saat tak hanya dibayangkan, tapi dirasakan.

Indah itu saat ini, jangan tunda sampai nanti!

Sabtu, 09 April 2011

kumpulan status FB ku (3)

Dikfa Puradisastra
ketika masih ada kebutuhan yang lebih penting, kenapa mengorbankannya untuk bermewah-mewahan.
Dikfa Puradisastra
Segala suatu akan lebih enak bila dilakukan dalam suasana yang nyaman.
Dikfa Puradisastra
Hidup yg sehat itu yg serba cukup. Cukup kegiatan, penghasilan, istirahat, ibadah, dan hiburan. Jadi sehatkah hidup mu?
Dikfa Puradisastra
Jangan bicara besar dgn usaha kecil, jangan bicara jauh bila blm mulai melangkah, jangan bicara tinggi bila takut jatuh.
Dikfa Puradisastra
Mengenai waktu, kalau tidak bisa mendapatkan kuantitas, setidaknya kualitas
Dikfa Puradisastra
Manusia punya batasan, jangan lupa itu!
Dikfa Puradisastra
Kadang kita harus melihat dengan sudut pandang yang berbeda utk mengerti. Kadang kita harus mencontoh agar lebih baik. Kadang kita harus melihat kelebihan orang utk tetap berpijak.
Dikfa Puradisastra
Tak perlu bersuara, hanya berkarya.
Dikfa Puradisastra
ketika satu belum cukup, dua pun terasa kurang, telaah lagi itu kebutuhan atau cuma keinginan.
Dikfa Puradisastra
Kata orang, harus jadi penjahat utk sukses di Indonesia. Mari buktikan itu tak berlaku absolut.
Dikfa Puradisastra
Memikirkan, Mengatakan, dan Menerapkan. Ada kesulitan di masing2 tahapan. Kesungguhan menjadi aspek untuk memudahkan.
Dikfa Puradisastra
Kadang ragu membagi ilmu yang tak seberapa, takut menularkan yang tidak tepat.
Dikfa Puradisastra
Jadi orang yg perhitungan mungkin tidak baik, tapi menghitung itu sah-sah saja
Dikfa Puradisastra
A adalah awalan, Z sebuah penutup. Mari perbanyak kawan, karena musuh satu sudah lebih dari cukup.
Dikfa Puradisastra
Dan apapun itu, punya beragam sudut pandang. Termasuk ukuran penilaian akan sesuatu hal. Juga akan diri kita sendiri di sebuah lingkungan. Terkadang kita terbuai oleh suatu yang sifatnya sementara dan relatif.
Dikfa Puradisastra
Saat merasa ter- atau lebih dari yg lain, sebenarnya kita jauh dari itu. Cobalah melihat dibalik yg terlihat
Dikfa Puradisastra
Orang hebat tidak menunjukan kehebatannya melalui ucapan, tapi tindakan. Orang hebat tak perlu meminta pujian, karena dia memang pantas dipuji. Orang hebat tak pernah menepuk dada akan keberhasilan orang lain. Berarti saya masih jauh dari itu.
Dikfa Puradisastra
Pasti karena kurang ini itu jadi tidak dapat ini itu.
Dikfa Puradisastra
Berkarya lebih nikmat dari bekerja
Dikfa Puradisastra
Rasakan apa yg ingin kau rasakan. Lupakan yg ingin kau lupakan. Karena hidup di beri pilihan.
Dikfa Puradisastra
Secara naluriah, manusia lebih suka pujian daripada hujatan. Tapi bisa menerima masukan khan?
Dikfa Puradisastra
Mengetahui tepat atau tidak itu setelah di ambilnya sebuah keputusan. Kalau tidak bergerak, maka tak mungkin maju.
Dikfa Puradisastra
Ketika semua terlihat rusak, saatnya memperbaiki dari yg terdekat. Ketika semua hidup di awang-awang, saatnya kita kembali berpijak dan bercermin.
Dikfa Puradisastra
Mengapa kita suka berkutat pada masalah yang sama. Padahal kita sudah terbiasa menghadapinya. Mari melangkah maju.
Dikfa Puradisastra
Musik itu obat, musik itu sehat.
Dikfa Puradisastra
Saya cuma satu, kita berarti bersama. Jangan pernah lupa jasa mereka yg pernah membantu, karena kita tak pernah tahu perhitungannya.
Dikfa Puradisastra
Walau sudah membudaya, kalau tidak baik tetap harus dirubah. Contohnya, buang sampah sembarangan. Kalau kita tidak memulai, lalu siapa?
Dikfa Puradisastra
Hati-hati, jangan menjadi terlalu reaktif akan hal yg anda tidak pahami dgn baik. Krn tanpa sadar, si sok pintar lebih mudah di bodohi.
Dikfa Puradisastra
Istirahat bukan kebutuhan, tapi keharusan. Libur itu bukan hak tapi mutlak.
Dikfa Puradisastra
Orang terkaya bukanlah orang terbahagia. Orang terpenting bukanlah orang terhebat.
Dikfa Puradisastra
Kita bisa introspeksi dan bercermin dari yg kita hadapi sehari-hari..
Dikfa Puradisastra
beruntunglah kita yang dihadapkan dengan sikap orang yang membuat kita bisa menghindari sikap tersebut..
Dikfa Puradisastra
Kita tak bisa mengukur segala sesuatu dengan standar kita, karena kemampuan, persoalan, keikhlasan dan rasa berbeda-beda.
Dikfa Puradisastra
Batasan itu kita yang membuat, tapi memang perlu untuk dibuat. Asal jangan justru batasan itu yang kita buat menghambat langkah kita untuk berkembang.

Rabu, 06 April 2011

Entah kenapa....


Entah kenapa, berapa bulan belakangan ini saya lupa dengan yang namanya keceriaan, kebahagian, ketenangan, kepuasan, dan banyak lagi hal-hal menyenangkan. Saya bukan pekerja unggulan, tapi juga bukan yang terburuk. Dalam bekerja yang saya perlukan hanya keikhlasan hati untuk mengerjakannya. Pada saat hati tak bisa ikhlas, maka berantakanlah.

Entah kenapa, saya lupa dengan yang namanya profesionalisme yang sering diagungkan oleh banyak orang. Saya merasa profesional akan berkembang di sistem yang profesional. Kalau sistem yang kita huni tak mengindahkannya, lalu untuk apa? Timbal balik, itu yang terlintas di benak saya. Tak peduli orang mau berkata apa!

Entah kenapa, lelah rasanya mengerjakan hal yang tidak saya senangi dengan sistem yang tak mendukung. Mungkin saya memang bukan seorang yang tangguh seperti dia atau kebanyakan orang di tim saya.Ya memang saya yang bersalah, tapi itu hak saya untuk salah.

Entah kenapa, hari libur yang hampir tak pernah berkunjung pun selalu dihinggapi rasa tidak tenang. Saya berulang kali menatap atau memeriksa selular saya untuk memastikan tidak ada hal yang mendadak.Dan tetap saja saya tidak menikmati libur saya.

Entah kenapa, saya masih mampu menipu diri saya beberapa bulan ini. Berusaha membuat diri saya menerima apapun yang tampaknya diperlukan.Melakukan apapun, sekalipun itu menyiksa jiwa saya.Berpegangan pada yang mereka sebut profesionalisme tadi.

Entah kenapa, saya masih merasa perlu meminta maaf bila tidak bisa memenuhi tuntutan kerja. Walau kadang terlintas saya sudah berusaha melakukan semuanya secara maksimal, atau mungkin kurang? Saya sejujurnya tidak tahu.

Entah kenapa, saya baru bisa menuliskan ini sekarang. Saya tak tahu apa ini perlu saya tuliskan, yang saya tahu saya ingin menulisnya. ya, entah kenapa?

Sabtu, 29 Januari 2011

MITOS MAKAN PADA IBU HAMIL, BENAR ATAU SALAH?




PERCAYA MITOS “NANAS BISA MENGUGURKAN KANDUNGAN?”

MITOS INI PASTINYA DITANGGAPI SECARA BERBEDA-BEDA OLEH PARA IBU. MAKLUM SAJA, OMONGAN TURUN TEMURUN MENGENAI APA YANG BOLEH DAN TAK BOLEH DIMAKAN SAAT HAMIL MENJADI REFERENSI YANG TIDAK BAKU.

TAPI TERNYATA BELUM ADA PENELITIAN YANG MENYATAKAN NANAS MENJADI PENYEBAB KEGUGURAN. PENELITIAN YANG PERNAH HANYA PADA MENCIT ATAU TIKUS PUTIH DENGAN PEMBERIAN EKSTRAK NANAS. SEPERTI DISAMPAIKAN DOKTER KANDUNGAN RSPP dr.FRIZAR IRMANSYAH, SpOG(K) BAHWA “PERNAH DILAPORKAN PEMBERIAN EKSTRAK NANAS PADA MENCIT KURANG DARI ENAM MINGGU MENYEBABKAN KEGUGURAN, TAPI TIDAK PADA MANUSIA”

MEMANG BELUM ADA BUKTI YANG MENYATAKAN NANAS BISA MENYEBABKAN KEGUGURAN, TAPI RASA MULES YANG DIRASAKAN OLEH IBU HAMIL KALAU MEMAKAN NANASLAH YANG SUKA MENGKHAWATIRKAN. RASA MULES DITIMBUKAN OLEH ZAT BROMALIN YANG DI KANDUNG NANAS. ZAT INI JUGA MENIMBULKAN KONTRAKSI PADA RAHIM DAN MULUT RAHIM. dr.FRIZAR IRMANSYAH, SpOG(K) MENAMBAHKAN PEMIKIRAN NANAS BISA MEMBUAT KEGUGURAN ITU TIDAK TEPAT “ KALAU NANAS ITU BIKIN KEGUGURAN, TENTUNYA KLINIK-KLINIK ABORSI GAK AKAN RAMAI. NYATANYA KAN GAK BEGITU”

KETAKUTAN AKAN BAHAYA NANAS SEAKAN MENUTUPI BANYAKNYA MANFAAT NANAS. SALAH SATU MANFAAT NANAS ADALAH PENGENCERAN DARAH, YANG BISA MENGURANGI TEKANAN DARAH TINGGI YANG SUKA DI DERITA IBU HAMIL. SELAIN ITU JUGA MEMPERKUAT PENCERNAAN DAN MEMURNIKAN DARAH. ENZIM PROTEOLITIK YANG DIKANDUNGNYA BISA MENGURANGI SISA PROTEIN DAN MELAWAN PARASIT PADA SALURAN PENCERNAAN.

SELAIN ITU NANAS JUGA MENGANDUNG ANTI OKSIDAN YANG BERGUNA UNTUK MENCEGAH PEMBENTUKAN SEL KANKER DAN MEMPERKUAT DAYA TAHAN TUBUH. HEBATNYA LAGI/ NANAS JUGA DAPAT MENGURANGI STRESS. MENURUT PENELITIAN WEN DAN WROSLSTAD DARI JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN, OREGON UNIVERSITY PADA TAHUN 2002, KANDUNGAN SEROTONIN DI NANAS BERFUNGSI UNTUK MENGHILANGKAN STRESS.

SEROTONIN ADALAH ZAT NEUROTRANSMITTER YANG BERPENGARUH BANYAK PADA FUNGSI OTAK. MASIH BANYAK LAGI MANFAAT SEROTONIN YAITU MENGONTROL SELERA MAKAN, TIDUR, INGATAN DAN BELAJAR, PENGATURAN SUHU TUBUH, GAIRAH, KEBIASAAN,KONTRAKSI OTOT, DAN DEPRESI.

WALAU BANYAK MANFAATNYA, TERNYATA NANAS KONSUMSINYA JUGA HARUS DI BATASI PADA IBU HAMIL, TIDAK BOLEH TERLALU BANYAK. HAL INI DI KUATKAN PERNYATAAN dr.FRIZAR IRMANSYAH, SpOG(K) “TAPI SEJAUH MAKAN DENGAN PORSI BISA SATU DUA KALI GAK APA-APA. PADA PELAPORAN DI LUAR NEGERI KALAU LEBIH DARI ENAM BUTIR MEMANG MENIMBULKAN HAL-HAL YANG TIDAK DIINGINKAN”

TERNYATA BUKAN CUMA NANAS YANG MENIMBULKAN KE KHAWATIRAN PADA IBU HAMIL. MEMAKAN DUIRAN JUGA MENIMBULKAN KEKHAWATIRAN TERSENDIRI. DURIAN YANG MENGANDUNG ALKOHOL MEMANG DIJADIKAN MUSUH UNTUK IBU HAMIL. RASA PANAS DI PERUT YANG TIMBUL BILA TIDAK TERBIASA MEMAKAN DURIAN MENJADI ALASAN KEBANYAKAN IBU HAMIL TAKUT MEMAKAN DURIAN. TAPI APA SEBENARNYA BERBAHAYA?

“SAMA SEPERTI DURIAN, ORANG THAILAND YNG TERKENAL DENGAN DURIAN BANGKOK SUDAH MELAKUKAN RISET DAN TIDAK ADA EFEK APA PUN TERHADAP KEHAMILAN” JELAS dr.FRIZAR IRMANSYAH, SpOG(K). KANDUNGAN GULA YANG TINGGI PADA DURIANLAH YANG MEMBUAT DURIAN DIANJURKAN UNTUK DIHINDARI SELAMA KEHAMILAN, KARENA PADA MASA KEHAMILAN IBU MUNGKIN TERKENA DMG.

DMG ATAU DIABETES MELLITUS GESTASIONAL, ADALA H BENTUK INTOLERNSI GLUKOSA YANG TERDAPAT DI DALAM DARAH SELAMA KEHAMILAN BERLANGSUNG. DMG BIASANYA TERJADI KARENA FAKTOR KETURUNAN, BERUSIA DIATAS 35 TAHUN, ATAU MEMILIKI BERAT BADAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH DIATAS 30.

BILA SI IBU TERKENA DMG MAKA AKAN MEMICU TERJADINYA HIPERTENSI, GANGGUAN GINJAL, KELAINAN PEMBULUH DARAH, KEGUGURAN, JANIN MATI DALAM KANDUNGAN, CACAT BAWAAN ATAU JUGA GIANT BABY. ADA BEBERAPA CIRI-CIRI PEREMPUAN HAMIL YANG TERKENA DMG YAITU SERING MERASA KEHAUSAN, SERING BUANG AIR KECIL, LESU, DAN LEMAH. BILA IBU HAMIL MENGALAMI CIRI-CIRI TERSEBUT, SEBAIKNYA JANGAN TUNDA UNTUK PERIKSA KEDOKTER.

BAGAIMANA DENGAN KOPI?. APAKAH AMAN DIKONSUMSI PADA SAAT HAMIL?.

KANDUNGAN KAFEIN PADA KOPILAH YANG DISINYALIR DAPAT MEMBAHAYAKAN JANIN. KAFEIN YANG BERKERJA MENGHAMBAT PENYERAPAN KALSIUM DAPAT MENYEBABKAN JANIN KEKURANGAN KALSIUM DAN JUGA ZAT BESI. KALSIUM DIBUTHKAN UNTUK PERKEMBANGAN TUANG DAN GIGI, UNTUK PERKEMBANGAN JANTUNG, SYARAF DAN OTOT, JUGA UNTUK MENDAPATKAN DETAK JANTUNG YANG NORMAL.

KALAU ASUPAN TIDAK CUKUP, MAKA BAYI AKAN MENGAMBIL DARI IBUNYA, DAN AKAN MENGGANGGU KESEHATAN TULANG SI IBU NANTINYA.LALU APAKAH MINUM KOPI SEPENUHNYA DILARANG UTUK IBU HAMIL. “KOPI KALAU DIMINUM TERLALU BANYAK, DIMINUM LEBIH DARI DUA-TIGA GELAS AKAN MENIMBULKAN PENYEMPITAN DI PEMBULUH DARAH. TERMASUK ALIRAN DARAH KE BAYI, BISA JANIN JADI KECIL, BAHKAN SAMPAI KEMATIAN JANIN” TERANG dr.FRIZAR IRMANSYAH, SpOG(K). JADI BUAT IBU HAMIL, KALAU MEMANG MENGGEMARI KOPI, JANGAN TERLALU BANYAK YA.

LALU MAKANAN APA YANG SEBENARNYA HARUS DIHINDARI PADA SAAT HAMIL?.

KALAU ANDA SUKA MEMAKAN DAGING DAN DAUN-DAUNAN DALAM KEADAAN MENTAH SEBAIKNYA HATI-HATI. DI MAKANAN YANG MENTAH HAL YANG TIDAK BISA DIHINDARI ADALAH ADANYA PARASIT TOXOPASMA YANG DAPAT MERUGIKAN KEHAMILAN.

BILA PARASIT ITU TERMAKAN, MAKA BISA TERJADI HAL YANG TIDAK DIINGANKAN PADA BAYI KITA, SALAH SATUNYA ADALAH TERKENA HYDROCEPHALUS. dr.FRIZAR IRMANSYAH, SpOG(K) MENJELASKAN “KALAU TIDAK YAKIN, CUCI YANG BERSIH ATAU DIREBUS, JADI MAKAN MATANG”

BILA ANDA SUKA MAKAN SEAFOOD KHUSUSNYA KERANG SEBAIKNYA BERHATI-HATI. KEGEMARAN KERANG HIDUP DITEMPAT YANG BANYAK MERKURI MENJADIKAN KONSUMSI KERANG PERLU DIHINDARI. SEBENARNYA BUKAN KANDUNGAN PADA KERANGNYA SENDIRI YANG BERBAHAYA, TETAPI BILA MEMBAWA MERKURI.

KONSUMSI MERKURI BISA MENYEBABKAN KERACUNAN PADA IBU HAMIL YANG MENYEBABKAN DIARE DAN OVER DEHIDRASI, DAN LEBIH PARAHNYA BISA MENYEBAKAN KEGUGURAN ATAU BAYI TERLAHIR CACAT.

TAPI BUKAN BERARTI IKAN HARUS DIHINDARI, KARENA KONSUMSI IKAN SANGAT PENTING BAGI IBU HAMIL. KONSUMSI IKAN YANG CUKUP BISA MEMBUAT PERKEMBANGAN OTAK BAYI LEBIH BAIK DAN JADI LEBIH CERDAS.

BEBERAPA IKAN YANG SEBAIKNYA DIHINDARI KARENA TINGGI KANDUNGAN MERKURIINYA ADALAH IKAN HIU, IKAN KAKAP, DAN IKAN MAKAREL. SEDANGKAN IKAN YANG KANDUNGAN MERKURINYA RENDAH ADALAH IKAN SALMON, SARDEN, DAN JUGA UDANG LAUT.

JADI BUAT PARA IBU HAMIL, SUDAH TAHU MAKANAN APA YANG COCOK DIKONSUMSI SAAT HAMIL. NAMUN YANG TERPENTING ADALAH JANGAN SAMPAI KURANG MAKAN PADA SAAT HAMIL KARENA KETAKUTAN. JANIN DI DALAM RAHIM SANGAT MEMERLUKAN ASUPAN YANG CUKUP AGAR TUMBUH MENJADI BAYI YANG SEHAT.

Sekumpulan status FB ku! (2)

Dikfa Puradisastra
kadang terlalu banyak yang harus dipikirkan membuat kita enggan memikirkannya.
Dikfa Puradisastra
Ini bukan mengenai siapa yg salah, tapi kesadaran berlaku benar!
Dikfa Puradisastra
Hukum di Indonesia tak jelas? Yang jelas adalah semua ini benar-benar tak jelas.
Dikfa Puradisastra
Dan saya pun malu menyalahkan mereka atas rusaknya bangsa ini. Karena saya sadar, kadang tanpa sadar saya juga mungkin berkontribusi utk rusaknya bangsa ini.
Dikfa Puradisastra
Melawan arus itu sulit tapi mungkin lebih baik. Menjadi benar di lingkungan yg salah terkadang membuat kita menjadi aneh. Tak heran banyak orang yg tadinya terlihat baik terhanyut pada sistem yg menjerumuskan. Jadi dunia memang tak akan pernah baik!
Dikfa Puradisastra
Saat negeri sudah penuhi kuasa orang-orang busuk, apa yg bisa membuatnya bertahan?
Dikfa Puradisastra
Cukup atau tidak tergantung bagaimana kita menggunakannya...
Dikfa Puradisastra
Sebaiknya jangan terlalu lama bermain dgn kemungkinan, mari mulai dgn tindakan. Apa pun yg terjadi kita pertanggungjawabkan. Setidaknya kita jadi lebih berpengalaman.
Dikfa Puradisastra
Saat dituduh berbohong, jawab dengan bukti bukan emosi. Kalau cuma menolak atau tersinggung tanpa bukti, ya cuma debat kusir aja.
Dikfa Puradisastra
Menilai diri kita melalui dugaan penilaian orang lain takkan membantu kita jadi lebih baik. Nilai itu terbentuk dari apa yg kita lakukan. Kalaupun ada faktor lain itu diluar kuasa dan bukan urusan kita. Biar keadilan menjalankan tugasnya!
Dikfa Puradisastra
Walau tak melakukan, bukankah sebaiknya kita menjaga agar orang tak berprasangka.
Dikfa Puradisastra
Walau di didik keras, tak berarti harus bicara keras.
Dikfa Puradisastra
Sebaik apapun karya di nilai oleh penikmat bukan pengamat. Jadi memang ada jurang antara selera dan kualitas.
Dikfa Puradisastra
Kesalahan yg mengatasnamakan kesalahan takkan selesai bila diselesaikan dengan cara yg salah oleh oknum yg salah.
Dikfa Puradisastra
Pasang surut, roda yg berputar, naik daun maupun tenggelam adalah kenyataan yg tak terelakan. Maka mari kita bersiap!
Dikfa Puradisastra
Mengharapkan semangat baru di tahun yg baru.
Dikfa Puradisastra
Dan waktu pun tak pernah berhenti, walau sesaat. Maka kita harus berusaha untuk menjalaninya dengan berarti. Semoga di tahun 2011 kita semua di jadikan insan yang lebih baik dan bersyukur.
Dikfa Puradisastra
Saat lupa cara mengerjakan rutinitas, apakah tanda cukup.
Dikfa Puradisastra
Bahkan orang hebat sekalipun bisa salah, jadi jgn pernah menyepelekan hal kecil.
Dikfa Puradisastra
Butuh pengalihan sejenak...
Dikfa Puradisastra
Saat tak ingin mengerjakan apa-apa, apa yg anda kerjakan?
Dikfa Puradisastra
Lebih sulit memilih yg tepat dibandingkan yg baik.
Dikfa Puradisastra
Mari berusaha utk tidak merugikan orang lain dgn bekerja seefektif mungkin.
Dikfa Puradisastra
Hati-hati saat mau melangkah, tapi jangan jadi takut utk melangkah.
Dikfa Puradisastra
Tak pernah menghitung berapa uang yg telah dikeluarkan, juga tak pernah menagih perhatian yg telah di berikan, tak pernah menunjukan kelelahan dalam mengurus keluarga, dan tak pernah ragu berkorban. Mama memang hebat. Happy mother's day mom.
Dikfa Puradisastra
Walau cuma sebentar, penyegaran memang dibutuhkan.
Dikfa Puradisastra
Melihat bisa kabur, mendengar bisa samar, membaui bisa tumpul. Jadi gunakan akal dan rasa utk menyempurnakannya.
Dikfa Puradisastra
Janji adalah jati diri.
Dikfa Puradisastra
Saat di beri kesempatan bicara di depan umum, siapkan diri utk menyanyi. Saat harus berjalan, siapkan diri utk berlari. Intinya kita harus mempersiapkan diri kita lebih dari yg ditargetkan.
Dikfa Puradisastra
Menjalani tapak lama terkadang menyenangkan...
Dikfa Puradisastra
Kadang kita hanya mendengar masukan dari orang yang kita anggap mengerti. Tapi kita lupa, bahwa kebanyakan yang memandang kita adalah orang yang kurang mengerti.
Dikfa Puradisastra
Mendapatkan sesuatu yg jauh dari perkiraan memang menyebalkan! Mari coba lagi dgn usaha yg keras.
Dikfa Puradisastra
Walau kadang kesalahan ada yg tidak bisa diperbaiki, setidaknya kita tak mengulanginya lagi.
Dikfa Puradisastra
Meruncingkan ide utk mendapatkan hasil yg lebih fokus.
Dikfa Puradisastra
mencari warna lain dalam hidup....
Dikfa Puradisastra
Tak berkata bukan tak berpikir. Tak terhukum bukan tak bersalah. Tak sekarang bukan tak selamanya.
Dikfa Puradisastra
Saya menghargai proses, bukan cuma hasil. Saya menghormati usaha, bukan cuma pencapaian.
Dikfa Puradisastra
Ada kalanya kita harus memilih dan menentukan prioritas. Idealisme bagus utk situasi yg ideal.
Dikfa Puradisastra
Perlu kerjasama yang baik, saling pengertian, dan toleransi pada saat semuanya lelah memikul tanggung jawab besar...
Dikfa Puradisastra
Karena rejeki sudah ada yg mengatur, jadi kita yg sudah berusaha harus bersabar.
Dikfa Puradisastra
Berharap bisa menyelesaikan pekerjaan yang menumpuk ini....
Dikfa Puradisastra
Dan saya mulai berlarian dengan waktu...
Dikfa Puradisastra
Memasuki ketidaknyamanan adalah tantangan. Menghadapi yg menyebalkan itu hanya dorongan. Jadi lalui semua dengan semangat kawan.
Dikfa Puradisastra
Bukan yg terlihat, tapi yg tersirat. Bukan kemasan, tapi keaslian. Bukan yg ditonjolkan, tapi yg tergambarkan. Mereka tak perlu kepura-puraan, hanya tindakan.
Dikfa Puradisastra
Tubuh butuh istirahat, begitu juga otak. Jadi berikanlah waktu pada mereka untuk sejenak mengurangi tugasnya. Biar hasil yg di capai lebih maksimal nantinya.
Dikfa Puradisastra
Sesuatu yg terlihat sulit diselesaikan menjadi sulit karena baru di lihat. Saat kita mulai mencoba mengatasinya, maka simpul pun mulai terbuka. Jadi, mari kita mulai...
Dikfa Puradisastra
Dan beruntunglah orang yang masih di ingatkan saat dia lupa dan terlena...
Dikfa Puradisastra
Kadang kita geram melihat tingkah orang, tapi pernah terlintaskah apa yg mereka pikirkan saat melihat kita?
Dikfa Puradisastra
Kadang waktu terasa tak cukup karena kita tak mengaturnya. Kadang terasa cepat berlalu karena kita tak memaknainya. Kadang terasa sia-sia karena kita tak memanfaatkannya dgn baik.
Dikfa Puradisastra
kadang maksud kita baik, tapi orang salah menangkapnya. mungkin hanya cara dan waktu yang kurang tepat menyampaikannya.
Dikfa Puradisastra
Jika saya salah tolong ingatkan, jika saya sombong tolong tegur, jika saya tak tahu tolong beri tahu, karena saya masih terus belajar dan mengumpulkan ilmu.
Dikfa Puradisastra
Keseimbangan memang terjadi dlm bentuk yg kadang kita tak sadari. Kadang kita memberi, tapi ada saat kita harus diberi. Bentuknya bukan hanya materi, tapi bisa berupa semangat, doa, nasihat, dan lainnya.
Dikfa Puradisastra
Saat ada yg tidak beres, mereka/kita pun saling tunjuk siapa yg salah. Saat prestasi datang, mereka/kita pun menunjuk diri yg berjasa. Tampaknya mereka/kita masih perlu belajar kearifan.
Dikfa Puradisastra
Disituasi yg tak kondusif ini, perlu cara yg tepat utk berkomunikasi.
Dikfa Puradisastra
Dan ketika lelah dan penat menyatu, hanya tanggung jawab dan semangat yg bisa menopangnya.
Dikfa Puradisastra
Dan saya bahagia melihat masih adanya anak muda yg peduli thdp sesama tanpa tendensi apa-apa.
Dikfa Puradisastra
Saat hambanya sedang kesulitan, Tuhan tidak pernah pura-pura tidak tahu. Jadi jangan pernah lupa bersyukur.
Dikfa Puradisastra
Tantangan bukan untuk dihindari, tapi untuk diselesaikan dgn baik. Usaha maksimal yg utama.
Dikfa Puradisastra
Kalau tak ada sedih, kita tak kenal bahagia. Kalau tak ada miskin, kita tak kenal kaya. Dan kalau tak ada ..., kita tak kenal ... Maka hadapi hidup ini dengan pikiran dan sikap yg positif.
Dikfa Puradisastra
Jangan takut bermimpi, tapi jangan cuma bermimpi, lengkapi dgn usaha dan doa.
Dikfa Puradisastra
Berpijak pada yang kita yakini itu baik. Tapi tak berarti kita harus menutup mata. Terlalu banyak hal yg tidak kita ketahui.
Dikfa Puradisastra
Berkata itu melalui proses berpikir. Jadi seharusnya yang keluar dari mulut dapat ditangkap dengan enak oleh telinga. Kecuali otaknya berfungsi kurang baik, YA SUDAHLAH!
Dikfa Puradisastra
Terus belajar menghadapi kehidupan yg dinamis. Mari kita jaga hati, pikiran, dan perbuatan.
Dikfa Puradisastra
Menyampaikan rasa secara non verbal lebih mudah dilakukan, tapi lebih sulit dimengerti.