Rabu, 29 Oktober 2008

do i still love her or do i love her?



Sebagai laki-laki, aku punya beberapa kriteria untuk mencari pasangan. Sama seperti lelaki normal lainnya, kepositifan yang ku kedepankan. Tapi banyak suara yang menyarankan ku untuk menanggalkan sejenak penghalang itu agar ku mendapatkan "pasangan coba-coba". Sayang, hal itu belum bisa menggoda ku untuk sekedar meletakkannya untuk sekejap.

Sebenarnya, suatu waktu pernah ku mendapati wanita yang kuyakini dapat melengkapi ku. Wanita yang mungkin tak ada celanya dari kacamataku. Tapi fakta itu membuatku berkaca, apa aku pantas bersanding dengannya???

Saat keraguan sudah mulai merasuki pikiran ku, ku lupa akan berkah yang diberikan padaku. Sampai saat ini pun dia belum tahu bahwa aku pernah, masih, dan mungkin akan selau menyayangi dan mengaguminya.

Akankah dan haruskah ku nyatakan rasa ini?

Sabtu, 25 Oktober 2008

It's my birthday


24 tahun. Di titik ini saya masih belum menemukan batu pijakan untuk masa depan yang saya harapkan. Bukan tidak bersyukur atas apa yang sudah saya dapatkan, hanya ada gejolak di dalam jiwa ini untuk berbuat lebih atau mungkin mendapatkan lebih.

Terdengar rakus memang, tapi ini sudah masuk dalam catatan panjang yang saya susun. Entah sudah berapa check list yang terlewat dari rencana masa panjang saya. Walau begitu, tidak ada kata terlambat bagi saya. Setiap kesempatan, peluang, dan keberuntungan tidak akan saya lewatkan begitu saja.


Saat ini saya pada zona nyaman di pekerjaan. Banyak yang berkata bahwa saat anda sudah berada di zona nyaman, anda tidak akan berkembang. Mungkin hal itu ada benarnya, tapi karena belum ada arahan kemana harus melangkah, zona ini menjadi semakin nyaman.

Aku berharap dapat melepaskan zona ini untuk mencapai zona yang lebih baik lagi. Tapi itu setelah semua masalah perekonomian yang sedang "kami" alami terlewati. Masalah ini mungkin sudah, sedang, atau akan terjadi. Oleh karena itu aku tidak mungkin melepas sebutir berlian di genggamanku untuk meraup segenggam di tempat yang masih kasat.

Aku mau menjadi kutu lontar, yaitu untuk melompat ketempat yang lebih baik, tentu dengan penghasilan yang lebih baik. Namun, saat ini bukan waktu yang tepat. Karena masih banyak yang harus ku pelajari di akademi yang terletak di jalan kapten tendean kav 12-14A ini.

Kapan waktu yang tepat? Itulah yang menjadi rahasia dalam buku rencana yang tersimpan di hati dan pikiran ku.

Kamis, 23 Oktober 2008

wisata kesubang yuk!


Empat hari di kabupaten subang. Masih menemani teman ku si unyil membuat buku hariannya. Tentu saja yang paling dikenal adalah air panas ciaternya. Makanya si unyil berwisata di Sari Ater.

Mulai dari gokart, off road, wall climbing, flying fox dan low rope dimainkan. Tidak lupa berendam di kolam air panas tentunya.

Kali ini ada empat teman si unyil dari sd giri mekar yang ikut berlibur bersama unyil. Ada rio, tri, wulan dan cici.
Tapi yang gak paling seru tetap sisingaan dari subang. aksi para pekerja seni itu sungguh mempesona saya. Sisingaan yang merupakan simbol perlawwanan masyarakat subang terhadap inggris yang pernah menjajah subang. Saat ini sisingaan masih sering dipertontonkan di acara-acara besar atau untuk anak laki-laki yang mau sunat.

Nah ada satu lagi yang gak boleh kelupaan kalau pergi kesubang, nanas simadu. Gak semua nanas yang di jual sepanjang jalan subang itu nanas simadu lho. Ada cara mengidentifikasinya. Biasanya ada lebah yang terbang di dekat nanas simadu. lalau cara memeilihnya dengan menyentil kulit nanasnya. Kalau terdengar seperti suara sentilan ke telapak tangan, maka itu adalah nanas simadu yang manis.

Nah, jadi siapayang sudah siap berwisata kesubang?

Sabtu, 04 Oktober 2008

laporan ayo mudik!


Tugas melaporkan arus mudik sudah selesai. Saat ini saya akan kembali ke aktivitas normal. Si unyil siap menemani ku berkelana.

Dua kali saya naik layar dalam pelaporan arus mudik, ini tidak seperti harapan saya pada waktu berangkat. Tapi, ada pelajaran yang saya petik dari perjalanan singkat itu.

Kali pertama, kacau berantakan. Situasi dan kondisi saat itu yang membuat segalanya kacau. Pertama saya harus meliput sendiri berita yang harus saya bawakan, padahal saat itu waktu liputan dan on air berdekatan. Alhasil saya tidak bisa mempersiapkan diri dengan baik. Selain itu, angin yang kencang membuat pencahayaan malam itu kacau. Pertama kali on air dan mendengar kepanikkan yang terjadi di SNG melalui ear piece sungguh menggangu konsentrasi saya, terlebih naskah yang saya siapkan pun belum selesai saat sudah harus on air.

Yang kedua lebih baik. Dengan persiapan yang lebih dan dihindarkan dari faktor non teknis, saya dapat memberikan informasi dengan lebih baik. Hanya memang jam terbang tidak dapat dibohongi. Mata dan muka sayabelum bisa berbicara kepada pemirsa dirumah. Faktor kelelahan liputan dari pagi hingga siang hari pun, masih terasa di pundak saya.

Tapi, ini adalah titik awal. Saya akan terus mencoba untuk lebih baik dikemudian hari.

Liputan Arus Mudik

Kalau liputan arus mudik, tidak sesulit yang saya bayangkan. Ternyata untuk membuat paket satu sampai satu setengah menit, tidak sesulit apa yang biasa saya kerjakan bersama si unyil. Bahkan untuk pengambilan gambar pun sangat mudah, jauh berbeda dibandingkan liputan bersama si unyil.