Selasa, 05 Agustus 2008

Aku Kerja tidak di Bidang Ku


Mengapa ya banyak lulusan perguruan tinggi yang tidak bekerja pada bidangnya. Apakah karena pendidikan sarjana itu membekali mahasiswanya dengan ilmu yang terlalu umum. Tampaknya tidak juga, pada saat lulus sarjana dari berbagai jurusan pasti menguasai bidang yang dipelajarinya. Apakah karena lapangan kerjanya tidak tersedia, mungkin juga ya. Itu semua kemungkinan-kemungkinan yang menyebabkan para lulusan sarjana tidak bekerja pada bidangnya. Apakah salah tidak bekerja pada bidang yang dipelajarinya, buat saya tidak. Karena manusia masih memiliki banyak potensi yang dapat digali dari dirinya, dan semua itu juga dapat dikatakan proses pencarian jati diri.

Lalu apa yang bisa diperbuat agar ilmu yang dipelajarinya tetap berguna bagi orang banyak. Lewat renungan lagi saya berpikir, kenapa kalo di negara lain ada wajib militer kita tidak bikin wajib mengabdi. Maksudnya, setiap sarjana harus mengamalkan ilmunya bagi masyarakat luas. Jadi setelah mereka lulus, daripada menambah angka pengangguran lebih baik mereka diterjunkan dulu ke masyarakat. Bidang ilmu apapun saya rasa pasti ada manfaatnya bagi masyarakat.

Permasalahan yang mungkin di tanyakan adalah seberapa besar perbandingan lulusan tiap tahunnya dengan lapangan yang tersedia untuk mereka mengabdi pada masyarakat. Itu memang harus dipikirkan lebih lanjut. Saya hanya ingin mengusik pikiran anda semua untuk memikirkan hal ini. Mungkin ini akan menjadi solusi majunya semua bidang di Indonesia.

Bayangkan, bila anak-anak yang masih memiliki semangat yang tinggi dapat membagi ilmunya kepada masyarakat. Peningkatan kecerdasan di masyarakat tampaknya akan menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan. Hal ini juga dapat meningkatkan pengertian para sarjana itu akan ilmunya, karena mereka dapat melihat langsung prakteknya pada dunia kerja. Hal lain yang juga mungkin terjadi adalah tumbuhnya kecintaan akan bidang yang ditekuninya. Sehingga dengan lebih fokusnya seseorang pada bidangnya masing-masing akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas.

Mungkin sebagian besar mahasiswa akan menolak ide gila ini, tapi ini bukan suatu hal yang buruk. Memberikan kontribusi dalam membangun negara dari bawah (masyarakat), akan sangat membantu mengaplikasikan kebijakan yang diambil oleh yang diatas (pemerintah). Kita mungkin ingat perkataan dari JF.Kennedy yang sangat terkenal, “Tanya apa yang telah kau lakukan untuk negaramu, bukan apa yang telah negara telah berikan kepadamu”. Turunnya para akademisi langsung kemasyarakat bila dikelola secara baik saya percaya akan membawa dampak yang baik.

Dalam pelaksanaan wajib mengabdi ini, tidak boleh ada pilih kasih. Tidak ada perbedaan antara anak orang tertentu dengan yang lain. Pelaksanaannya sendiri dapat dilakukan selama 6 bulan sampai setahun. Lalu ada permasalahan lain yang mungkin timbul. Bagaimanapun para akademisi yang baru lulus hanya akan membawa ilmu yang sama tiap tahunnya. Itu dapat diatasi dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan evaluasi dari program yang diberikan tahun sebelumnya. Program yang sudah baik dapat dipertahankan dan dipertajam, sedangkan yang masih buruk bisa di ubah atau di rekonstruksi. Bagaimana, masih gila kah ide ini?

Salam

Orang Sok Tahu

Tidak ada komentar: